"90 persen penderita asma memberitahu kami jika debu menjadi pemicu kambuhnya asma mereka. Inilah yang mendorong kami melakukan penelitian," ungkap Leanne Metcalf dari Asthma UK, yang dilansir melalui Dailymail, Senin (6/2).
Tungau debu merupakan binatang sejenis kutu atau parasit yang ukurannya
sangat kecil, yang masih masuk dalam keluarga laba-laba. Hewan ini bisa berkembang biak di tempat yang lembab
bersuhu 25 derajat Celcius dan gelap.
Sangat
mudah sekali menemukan banyak tungau di kasur, bantal, pakaian, karpet,
kursi dan mainan berbahan lembut, seperti boneka.
Obat yang berbentuk pil ini dibuat dari ektrak protein yang ditemukan dalam kotoran tungau debu. Kotoran tungau mengandung protein dan ketika dihirup atau disentuh
penderita alergi atau asma, maka akan mendorong produksi antibodi.
Bentuk pengobatan ini dikenal sebagai terapi immuno yang bekerja secara teratur menyempurnakan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak bereaksi secara berlebihan ketika kontak dengan kotoran tungau, pemicu utama serangan asma.
Hasil uji coba awal terhadap 600 penderita asma menunjukkan pasien yang minum pil ini setiap hari dapat menurunkan pemakaian steroid inhalasi, obat yang sering digunakan saat terserang asma.
"Kami tahu beberapa penderita kesulitan untuk menggunakan inhales dan obat asma lainnya yang memiliki efek samping jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam waktu yang lama. Jadi kami berharap penelitian ini bisa dianggap sebagai pengobatan alternatif bagi penderita asma," tambah Metcalf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar