Ku ingin Lepas Dari Jeratan Penyakit Al-Isyq
Derita Cinta Ditolak
Cinta memang tak pernah usang untuk dibahas. Selalu ada sisi menarik
dari cinta. Cinta terkadang manis, tapi juga akan terasa pahit
tergantung bagaimana kita mengelola cinta. Cinta antarmanusia memang tak
selamanya akan semanis kurma terkadang apa yang kita cintai
meninggalkan kita seperti kisah berikut.
Kita mungkin tak asing lagi dengan kisah cinta Laila Majnun, kisah
cinta antara Qeis dan Laila. Di kisah ini Laila benar-benar membuat Qeis
gila. Qeis yang memiliki wajah pas-pasan amat cinta dengan Laila karena
wajahnya cantik. Tapi sayang, Ayah Laila tidak menyetujui hubungan
antara Qeis dengan Laila ditambah Laila dipersunting lelaki lain.
Hal ini membuat Qeis depresi. Ia sering melamun dan sering menyebut
nama Laila dan ia lupakan Allah Subhanahu wata’ala yang semestinya ia
cintai dan rindukan.
Wallahu a’lam.
Sebenarnya masih banyak lagi kepahitan cinta semu antarmanusia akibat
terlalu berlebihan dalam mendambakan seorang kekasih yang sudah
menghilang. Salah satunya gara-gara cinta ditolak seseorang menjadi
buta, ia sampai hati menyebarkan kejelekan orang yang dicintai kepada
orang lain salah satunya lewat situs jejaring sosial yang sekarang ini
sedang digandrungi para remaja.Selain itu, ada yang tega membunuh orang
yang dicintai atau bahkan membunuh dirinya sendiri.
Naudzubillahi min dzalik.
Itulah cinta. Cinta semu diantara manusia. Cinta yang didefinisikan
sebagai amalan hati yang akan tampak pada amal lahiriah. Apabila cinta
tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi
ibadah. Namun, jika cinta tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan
menjadi perbuatan yang amat merugikan bagi diri sendiri maupun orang
lain sebagaimana cinta semu diantara manusia yang bisa membuat seseorang
jatuh ke jurang penderitaan lahir maupun batin gara-gara cinta ditolak.
Derita lahir salah satunya depresi atau stress, sedangkan derita
batin yakni hatinya menjadi keruh karena sudah dicemari penyakit dan
hatinya kering dari kerinduan terhadap Allah.
Apa itu Mahabbah Al-isyq?
Hati yang menjadi buta seperti yang dikisahkan tadi dipicu oleh
mahabbah al-isyq. Apa ntu mahabbah al-isyq? Mahabbah al-isyq merupakan
jenis cinta yang arahnya lebih pada aspek kesamaan atau kecocokan di
antara yang mencintai dan yang dicintai. Kesamaan atau kecocokan di
antara manusia berlawanan jenis menimbulkan perasaan suka.
Nah, persamaan kepentingan, sehingga kedua insan padu, akhlak yang
baik, rupa cantik atau tampan serta kecerdasan sebagai pemicu mahabbah
al-isyq. Qeis suka dengan Laila karena wajah Laila yang amat cantik.
Wajah cantik Lailalah pembangkit gejolak mahabbah al-isyq Qeis.
Walaupun, faktor kecantikan atau tampan, kecerdasan, persamaan
kepentingan dan akhlak yang baik bukan faktor utama, faktor tersebut
seringkali dijadikan dasar kenapa seseorang menyukai lawan jenis.
Sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim, pada dasarnya manusia
ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan hikmahNya yaitu Allah
menciptakan makhlukNya dalam kondisi saling mencari yang sesuai
dengannya, secara fitrah saling tertarik dengan jenisnya, sebaliknya
akan menjauh dari yang berbeda dengannya.
Kok Aku Terjerat Penyakit Al-isyq?
Cinta yang tidak baik dan salah diantara manusia serta tanpa
diimbangi dengan cinta kepada-Nya memang akan menyebabkan penyakit.
Orang yang terserang penyakit al-isyq akan berbuat apa saja demi
cintanya dapat diterima oleh orang yang dicintai.
Hati dan pikiran orang yang terserang penyakit cinta pun semakin
tidak karuan, pikiran kotor sering muncul sehingga ide-ide kotor yang
hadir dalam pikiran menodai usaha manusia dalam mengejar cintanya pada
seseorang.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penyakit al-isyq agaknya
sering menimpa orang yang hatinya kosong dan rasa cinta kepada Allah
sangatlah kurang terlihat dari pikiran-pikiran seseorang yang sedang
kasmaran menjadi buta dan jauh dari Allah subhanahu wata’ala. Berkata
ulama Salaf bahwa penyakit cinta adalah getaran hati yang kosong dari
segala sesuatu selain apa yang dicinta dan dipujanya.
Nyata sekali kalau hati kita jauh dari rasa cinta kepada-Nya akan
mudah sekali terserang penyakit al-isyq. Kalaulah kita terlanjur
diserang penyakit cinta cobalah hati yang kosong dipenuhi dengan
mahabbah kita kepada Allah karena ini terapi yang paling diutamakan
yaitu mengutamakan cinta kita kepada Allah.
Mahabbah al-isyq akan menjadi penyakit hati apabila ternyata
seseorang yang dicintai tak menerimanya karena adanya penghalang seperti
perbedaan kepentingan, adanya cela dalam akhlak, serta rupa sehingga
menimbulkan salah satu insan pergi meninggalkan seseorang yang awalnya
ia suka.
Hilangnya atau kepergian orang yang dicintai membuat dorongan
penyakit al-isyq semakin besar. Maka dari itu, perlu adanya terapi agar
dapat terhindar dari penyakit al-isyq. Penyakit al-isyq agaknya berbeda
dengan penyakit-penyakit pada umumnya dilihat dari segi bentuk, sebab,
maupun penyembuhan.
Penyakit ini mampu membuat jiwa dan raga seseorang sakit seluruhnya.
Obat penawarnya pun agak sulit dicari bahkan dokter terkadang kewalahan
menangani penyakit al-isyq. Eitz, kita tak perlu resah dan takut karena
terlanjur terserang penyakit al-isyq, Rasulullah memiliki terapi khusus
agar kita terhindar dari penyakit ini, lho. Mau tahu?
Terapi Penyakit Al-Isyq ala Rasulullah
Ada beberapa terapi dalam menyembuhkan penyakit al-isyq ala Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang disampaikan oleh Ibnul Qoyyim dalam karyanya Zadul Ma’ad. Terapi
ini diberikan tentunya karena pada dasarnya manusia memiliki nafsu yang
tidak selamanya menguntungkan manusia.
Hal ini sesuai dengan firman Allah :
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran [3] : 14)
Cinta terhadap lawan jenis sewaktu-waktu dapat menuju dorongan
syahwat yang berbahaya. Oleh karena itu, agar tidak terjadi sesuatu yang
merugikan, tindakan pencegahan lebih awal serta menjauhkan diri dari
sikap maupun sarana yang menjurus pada penyakit al-isyq seperti ber-chat
ria lewat situs jejaring sosial atau ber-sms dengan lawan jenis juga
banyak memberikan immun hati terhindar dari penyakit al-isyq.
Rasulullah menganjurkan kepada pemuda yang telah mampu untuk menikah.
Jika memang ada peluang untuk menikahi wanita yang dikasihinya. Namun,
bila si pemuda belum siap dianjurkan untuk berpuasa sebagaimana
tercantum dalam hadits dari riwayat Ibn Mas’ud Radhiyallahu, bahwa
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Hai
sekalian pemuda, barang siapa yang mampu untuk menikah maka hendaklah
dia menikah , barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah berpuasa
karena puasa dapat menahan dirinya dari ketergelinciran (kepada
perbuatan zina).”
Nyata solusi yang paling manjur untuk orang yang sedang kasmaran
adalah menikah dan dengan menikah pastinya akan terhindar dari zina dan
tak usah bingung lagi untuk berbalas kasih dengan orang yang dicintai.
Seperti halnya Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “
Aku tidak pernah melihat ada dua orang yang saling mengasihi selain melalui jalur pernikahan.”
Tidak semuanya orang yang sedang tertimpa penyakit cinta bisa
disembuhkan dengan cara menikah dan berpuasa. Karena peluang untuk
menikahi orang yang dikasihi terhalang oleh takdir yakni orang yang
dikasihi bukan jodohnya. Jika sudah begini, penyakit al-isyq akan
semakin parah apabila tidak ditangani sesegera mungkin dengan terapi.
Terapi kedua yakni berpikir positif (Be positive thingking, okey!)
dan menyakinkan diri bahwa apa yang menimpa kita kepada orang yang
dikasihi adalah takdir Allah subhanahu wata’ala. Berpikirlah bahwa Allah
subhanahu wata’ala pasti akan memberikan yang lebih baik karena jodoh
sudah ditakdirkan oleh
Allah subhanahu wata’ala.
Mencoba sedikit demi sedikit untuk melupakannya dengan cara lebih
mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala dan berdoa kepada Allah
diberikan jodoh yang lebih baik.
Bila cara menyakinkan diri bahwa apa yang menimpa cintanya adalah
ketetapan atau takdir Allah subhanahu wata’ala tidak mempan juga. Rasa
cintanya masih menggebu hendaknya ditangkal dengan beberapa keyakinan
tentang risiko yang kita dapatkan jika kita masih bersikukuh mengejar
kekasih yang mustahil akan jadi jodohnya karena takdir tidak
menghendakinya. Risiko hilangnya seorang kekasih serta siksa di akhirat
nanti bila penyakit al-isyq tidak lekas dihilangkan, cobalah dipikir
sejenak.
Terapi tersebut juga tak mempan juga, alternatif lain yakni mengubur
rasa cinta atau simpati pada lawan jenis dengan apa-apa yang kiranya ada
cela dalam akhlaknya, sikap, maupun kecerdasannya dan kekurangan yang
lain. Apa-apa yang tidak baik dari lawan jenis membuat penyakit al-isyq
yang menggebu agaknya lebih banyak berkurang dan semakin lama akan
semakin menghilang penyakit ini.
Dengan mengingat kejelekan dari pemicu penyakit al-isyq, maka semakin mudah jalan penyakit ini keluar dari hati kita.
Secuplik terapi-terapi yang diuraikan oleh Ibnul Qoyyim agaknya mampu
membunuh penyakit al-isyq asalkan kita berniat sungguh-sungguh untuk
menghindari penyakit al-isyq serta jangan terlalu meratapi dambaan hati
yang tak jadi pendamping hidup, bangkitlah dari penderitaan cinta dan
bangkit mencari pengganti yang lain, karena rejeki kita siapa tahu. “.
..dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf [12] : 87)
Bentengi Hati Dengan Tazkiyatun Nufs
Menurut Imam Ibnu Al-Jauzi, ”kecintaan, kasih sayang dan ketertarikan
terhadap sesuatu yang indah dan memiliki kecocokan tidaklah merupakan
hal yang tercela serta tak perlu dibuang. Namun, cinta yang melewati
batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan
membelokkan pemiliknya kepada hal yang tidak sesuai dengan hikmah yang
sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela.”
Tak ada salahnya kita tertarik atau suka dengan lawan jenis asalkan
kita mampu membentengi hati kita dengan tazkiyatun nufs yakni
membersihkan jiwa dari penyakit hati agar ketika kita tertimpa sesuatu
seperti cinta ditolak kita tak akan mudah jatuh.
"Sungguh beruntung orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat (menyebut) nama Rabbnya, lalu dia shalat." (QS. al-A’la [87] : 14-15)