"AIR UNTUK INSINYUR"
Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun40-an.
Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas.
Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan: "Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur" Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.
Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar. Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajeman Amerika.
Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu bertanya-tanya: Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku? Apakah karena aku pekerja rendahan,sedangkan mereka insinyur ? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?
Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan "SIKAP POSITIF" . Muncul komitmen dalam dirinya. Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.
Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA. Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang kenegerinya dan bekerja sebagai insinyur.
Kini ia sudah menaklukkan ”rasa sakit”nya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja. Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain. Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.
Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya. Suatu hari insinyur tersebut datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata; "Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu"
Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini: "Aku ingin berterimakasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.
Kini sikap positfnya sudah membuahkan hasil, lalu apakah ceritanya sampaidi sini?
Tidak. Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab.
Tahukan Anda apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company)perusahaan minyak terbesar di dunia. Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.
Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.
Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai saat ini (2011) menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.
Terbayangkah, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi hal yang positif, isu air segelas di masa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia.
Itulah kekuatan"SIKAP POSITIF"
Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita.
Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita.
Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya.
Apakah ingin hancur karenanya? Atau bangkit dengan semangat "Bersikap Positif" dan menjadi bagian dari solusi.
Ingat : ambil yg baik, buang yg jelek yach...!!! ^_^
Cari Blog Ini
Rabu, 28 September 2011
Selasa, 27 September 2011
"OTAKMU LEBIH MINI DARI ROK MINIKU"
^ Otakmu Lebih Mini dari Rok Miniku ^
Bismillahirrahmanirrahim…
Ku lihat seorang wanita duduk tidak nyaman berhadapan denganku di sebuah angkutan umum. Duduknya yang gelisah membuatku penasaran.
Ketika kumelihat beberapa orang yang ada di angkutan ini pun sepertinya memperhatikan hal yang sama denganku, melihat kegelisahan seorang wanita di hadapanku.
Aahh…sepertinya aku tahu apa penyebabnya. Dari tadi sepertinya ia berusaha menarik-narik roknya agar memanjang, aku yakin rok itu tak akan pernah bisa jadi panjang.
Kakinya yang jenjang dan putih ingin ditunjukkan pada dunia, tapi karena sedang duduk rok yang super mini itu tampak lebih mini. Ia mungkn risih juga dengan tatapan orang-orang di angkot. Eh..tapi kakinya bagus juga. Tanpa sadar aku pun tersenyum menatap wanita tadi.
“Heh mas, nggak usah liat-liat terus!” Matanya menyiratkan kemarahan. Aku segera memalingkan wajahku dengan muka merah.
“Kalau nggak mau dilihatin, nggak usah pamer mbak,” seorang ibu nyeletuk tiba-tiba.
“Ah..dasar otak kalian aja yang mesum, dangkal, mini!” wanita itu menjawab masih dengan nada jengkel.
“Mini-an mana sama Rok nya mbak?” supir angkut pun nggak mau ketinggalan. Disambut gelak tawa seluruh penumpang angkot.
Kasihan wanita itu, maunya eksis tapi malah mempermalukan dirinya sendiri. Tapi…lumayan lah bisa lihat kaki cantik. Gratis.
***
Masih lekat dalam ingatan kita beberapa waktu yang lalu, ibukota dihebohkan oleh ucapan petingginya untuk berhati-hati bila memakai rok mini dan pasti sebagian dari sahabat BMB sudah tahu bagaimana para aktivis rok mini menanggapinya.
Pemerkosaan seorang perempuan di atas angkutan umum adalah penyebab utamanya, sang petinggi hanya ingin memperingatkan bahwa tak pantas seorang perempuan di tempat umum memakakai pakaian yang mini-mini karena akan memicu kejahatan.
Seperti tak mau disalahkan para aktivitis rok mini pun menyerang balik, bahwa kesalahan bukan pada rok mini yang dipakai perempuan tapi karena otak laki-lakinya yang berpikiran mesum. Lalu sebenarnya siapa yang pantas disalahkan? Laki-laki atau wanitanya?
Menurut pandangan saya bahwa keduanya (laki-laki dan wanita) tak mungkin dipersalahkan salah satu untuk pembenaran bagi diri sendiri karena kedua belah pihak sangat mempengaruhi.
Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,” Katakanlah pada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya.” (An-Nur 30), ayat ini telah menegaskan bahwa laki-laki harus mampu menjaga pandangannya agar syetan tidak merasuk ke dalam hati sehingga tidak menimbulkan ke kotoran pada hati atau pun otak.
Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala pun menegaskan untuk kaum hawa agar tidak mengumbar auratnya apalagi memakai rok mini dan sebagainya seperti dalam firman-Nya,” Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( Al-Ahzab : 59).
So..keduanya telah jelas saling mempengaruhi, saling terlibat, juga ikut andil dalam setiap kejadian yang berhubungan dengan pandangan dan aurat. Sudah seharusnya kita sadari dan pahami betul apa-apa saja yang harus dijaga bukan dengan saling menyalahkan.
“Untuk perempuan-perempuan, selagi anda tidak BERTELANJANG, atau hanya memakai PAKAIAN DALAM di jalanan, tetaplah memakai apapun yg kau suka, selagi itu membuatmu merasa nyaman, membuatmu percaya diri, dan membuatmu merasa positif dalam berpikir ataupun mengerjakan sesuatu.” (Kutipan dari tulisan seorang wanita)
Sungguh, apabila para wanita menyadari bahwa agama Allah telah mengatur wanita sedemikian rupa karena Dia begitu sayang dan ingin menjaga izzah iffah para wanita. Bukan untuk mengekang wanita sehingga tidak bisa percaya diri atau sampai tidak bisa berpikir positif.
Dan bukan juga karena otak para lelaki yang kotor, mesum atau lebih mini dari rok mini, sehingga mereka tertarik pada wanita yang sedang pameran aurat, tapi karena Allah Subahanahu Wa Ta’ala telah memberikan hal itu sebagai ujian bagi para lelaki sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bahwa wanita adalah sumber fitnah terbesar.
Jadi janganlah kita saling menyalahkan, merasa bahwa diri tidak bersalah. Tapi tengoklah diri kita, perbaiki apa yang harus kita perbaiki, yang wanita mari kita jaga aurat kita agar tidak mengundang nafsu kaum adam, dan tentu saja bagi kaum laki-laki hendaklah menjaga pandangan agar ketika ada wanita yang sudah teracuni jaman dengan memamerkan aurat, tidak teracuni oleh syetan.
Wallahu a’lam bish shawwab.
Bismillahirrahmanirrahim…
Ku lihat seorang wanita duduk tidak nyaman berhadapan denganku di sebuah angkutan umum. Duduknya yang gelisah membuatku penasaran.
Ketika kumelihat beberapa orang yang ada di angkutan ini pun sepertinya memperhatikan hal yang sama denganku, melihat kegelisahan seorang wanita di hadapanku.
Aahh…sepertinya aku tahu apa penyebabnya. Dari tadi sepertinya ia berusaha menarik-narik roknya agar memanjang, aku yakin rok itu tak akan pernah bisa jadi panjang.
Kakinya yang jenjang dan putih ingin ditunjukkan pada dunia, tapi karena sedang duduk rok yang super mini itu tampak lebih mini. Ia mungkn risih juga dengan tatapan orang-orang di angkot. Eh..tapi kakinya bagus juga. Tanpa sadar aku pun tersenyum menatap wanita tadi.
“Heh mas, nggak usah liat-liat terus!” Matanya menyiratkan kemarahan. Aku segera memalingkan wajahku dengan muka merah.
“Kalau nggak mau dilihatin, nggak usah pamer mbak,” seorang ibu nyeletuk tiba-tiba.
“Ah..dasar otak kalian aja yang mesum, dangkal, mini!” wanita itu menjawab masih dengan nada jengkel.
“Mini-an mana sama Rok nya mbak?” supir angkut pun nggak mau ketinggalan. Disambut gelak tawa seluruh penumpang angkot.
Kasihan wanita itu, maunya eksis tapi malah mempermalukan dirinya sendiri. Tapi…lumayan lah bisa lihat kaki cantik. Gratis.
***
Masih lekat dalam ingatan kita beberapa waktu yang lalu, ibukota dihebohkan oleh ucapan petingginya untuk berhati-hati bila memakai rok mini dan pasti sebagian dari sahabat BMB sudah tahu bagaimana para aktivis rok mini menanggapinya.
Pemerkosaan seorang perempuan di atas angkutan umum adalah penyebab utamanya, sang petinggi hanya ingin memperingatkan bahwa tak pantas seorang perempuan di tempat umum memakakai pakaian yang mini-mini karena akan memicu kejahatan.
Seperti tak mau disalahkan para aktivitis rok mini pun menyerang balik, bahwa kesalahan bukan pada rok mini yang dipakai perempuan tapi karena otak laki-lakinya yang berpikiran mesum. Lalu sebenarnya siapa yang pantas disalahkan? Laki-laki atau wanitanya?
Menurut pandangan saya bahwa keduanya (laki-laki dan wanita) tak mungkin dipersalahkan salah satu untuk pembenaran bagi diri sendiri karena kedua belah pihak sangat mempengaruhi.
Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,” Katakanlah pada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya.” (An-Nur 30), ayat ini telah menegaskan bahwa laki-laki harus mampu menjaga pandangannya agar syetan tidak merasuk ke dalam hati sehingga tidak menimbulkan ke kotoran pada hati atau pun otak.
Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala pun menegaskan untuk kaum hawa agar tidak mengumbar auratnya apalagi memakai rok mini dan sebagainya seperti dalam firman-Nya,” Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( Al-Ahzab : 59).
So..keduanya telah jelas saling mempengaruhi, saling terlibat, juga ikut andil dalam setiap kejadian yang berhubungan dengan pandangan dan aurat. Sudah seharusnya kita sadari dan pahami betul apa-apa saja yang harus dijaga bukan dengan saling menyalahkan.
“Untuk perempuan-perempuan, selagi anda tidak BERTELANJANG, atau hanya memakai PAKAIAN DALAM di jalanan, tetaplah memakai apapun yg kau suka, selagi itu membuatmu merasa nyaman, membuatmu percaya diri, dan membuatmu merasa positif dalam berpikir ataupun mengerjakan sesuatu.” (Kutipan dari tulisan seorang wanita)
Sungguh, apabila para wanita menyadari bahwa agama Allah telah mengatur wanita sedemikian rupa karena Dia begitu sayang dan ingin menjaga izzah iffah para wanita. Bukan untuk mengekang wanita sehingga tidak bisa percaya diri atau sampai tidak bisa berpikir positif.
Dan bukan juga karena otak para lelaki yang kotor, mesum atau lebih mini dari rok mini, sehingga mereka tertarik pada wanita yang sedang pameran aurat, tapi karena Allah Subahanahu Wa Ta’ala telah memberikan hal itu sebagai ujian bagi para lelaki sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bahwa wanita adalah sumber fitnah terbesar.
Jadi janganlah kita saling menyalahkan, merasa bahwa diri tidak bersalah. Tapi tengoklah diri kita, perbaiki apa yang harus kita perbaiki, yang wanita mari kita jaga aurat kita agar tidak mengundang nafsu kaum adam, dan tentu saja bagi kaum laki-laki hendaklah menjaga pandangan agar ketika ada wanita yang sudah teracuni jaman dengan memamerkan aurat, tidak teracuni oleh syetan.
Wallahu a’lam bish shawwab.
"BAU KASTURI"
✿ BAU KASTURI DARI JENAZAH WANITA SHOLEHAH ✿
Ummu Ahmad ad-Du'aijy berkata ketika ia ditemui Majalah Yamamah tentang kematian seorang gadis berusia 20 tahun pada kecelakaan kendaraan. Beberapa saat sebelum meninggal, ia pernah ditanya oleh familinya "Bagaimana keadaanmu wahai fulanah.?" Ia menjawab, "Baik, alhamdulillah." Tetapi beberapa saat setelah itu ia meninggal dunia. Semoga Allah merahmatinya.
Mereka membawanya ke tempat memandikan mayat. Ketika kami meletakkan mayatnya di atas kayu pemandian untuk dimandikan, kami melihat wajahnya ceria dan tersimpul senyuman seakan-akan ia sedang tidur. Di tubuhnya tidak ada cacat, patah dan luka. Dan anehnya (sebagaimana yang dikatakan ummu Ahmad) ketika mereka hendak mengangkatnya untuk menyelesaikan mandinya, keluar benda berwarna putih yang memenuhi ruangan tersebut menjadi harum kasturi. Subhanallah! Benar ini adalah bau kasturi. Kami bertakbir dan berdzikir kepada Allah sehingga anakku yang merupakan sahabat si mayit menangis melihatnya.
Kemudian aku bertanya kepada bibi si mayit tentang keponakannya, bagaimana keadaannya semasa hidup? Ia menjawab, "Sejak mendekati usia baligh, ia tidak pernah meninggalkan sebuah kewajiban, tidak pernah melihat film, sinetron dan musik. Sejak usia tiga belas tahun, ia sudah mulai puasa senin-kamis dan ia pernah berniat secara sosial membantu memandikan mayat. Tetapi ia terlebih dahulu dimandikan sebelum ia memandikan orang lain. Para guru dan teman-temannya mengenang ketakwaannya, akhlaknya dan pergaulannya yang banyak berpengaruh terhadap teman-temannya baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal."
Aku katakan, "Benarlah perkataan syair,
Detak jantung seseorang berkata kepadanya,
bahwa kehidupan hanya beberapa menit dan detik saja.
Camkanlah itu dalam dirimu sebelum engkau mati,
Seorang insan mengingat umurnya yang hanya sedetik."
Dan perkataan yang lebih baik dari itu adalah firman Allah SWT,
"Dan Allah telah menjadikanku selalu berbakti di manapun aku berada." (Maryam: 31).
Lalu ummu Ahmad melanjutkan ceritanya, Ada lagi jenazah seorang gadis yang berumur 17 tahun. Para wanita memandikannya dan kami melihat jasadnya berwarna putih lalu beberapa saat kemudian berubah menjadi hitam seperti kegelapan malam. Hanya Allah-lah yang mengetahui tentang keadaannya. Kami tidak sanggup bertanya kepada keluarganya, agar kami dapat menyembunyikan aib jenazah. Hanya Allah-lah yang Maha Tahu.
Kita bermohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan.
Wahai saudariku apakah dua kisah ini dapat engkau jadikan sebagai pelajaran? Apakah engkau akan mengikuti jejak orang shalih ataukah engkau menjadikan wanita-wanita fasik dan durhaka sebagai tauladan? Kematian bagaimanakah yang engkau pilih?
Ummu Ahmad ad-Du'aijy berkata ketika ia ditemui Majalah Yamamah tentang kematian seorang gadis berusia 20 tahun pada kecelakaan kendaraan. Beberapa saat sebelum meninggal, ia pernah ditanya oleh familinya "Bagaimana keadaanmu wahai fulanah.?" Ia menjawab, "Baik, alhamdulillah." Tetapi beberapa saat setelah itu ia meninggal dunia. Semoga Allah merahmatinya.
Mereka membawanya ke tempat memandikan mayat. Ketika kami meletakkan mayatnya di atas kayu pemandian untuk dimandikan, kami melihat wajahnya ceria dan tersimpul senyuman seakan-akan ia sedang tidur. Di tubuhnya tidak ada cacat, patah dan luka. Dan anehnya (sebagaimana yang dikatakan ummu Ahmad) ketika mereka hendak mengangkatnya untuk menyelesaikan mandinya, keluar benda berwarna putih yang memenuhi ruangan tersebut menjadi harum kasturi. Subhanallah! Benar ini adalah bau kasturi. Kami bertakbir dan berdzikir kepada Allah sehingga anakku yang merupakan sahabat si mayit menangis melihatnya.
Kemudian aku bertanya kepada bibi si mayit tentang keponakannya, bagaimana keadaannya semasa hidup? Ia menjawab, "Sejak mendekati usia baligh, ia tidak pernah meninggalkan sebuah kewajiban, tidak pernah melihat film, sinetron dan musik. Sejak usia tiga belas tahun, ia sudah mulai puasa senin-kamis dan ia pernah berniat secara sosial membantu memandikan mayat. Tetapi ia terlebih dahulu dimandikan sebelum ia memandikan orang lain. Para guru dan teman-temannya mengenang ketakwaannya, akhlaknya dan pergaulannya yang banyak berpengaruh terhadap teman-temannya baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal."
Aku katakan, "Benarlah perkataan syair,
Detak jantung seseorang berkata kepadanya,
bahwa kehidupan hanya beberapa menit dan detik saja.
Camkanlah itu dalam dirimu sebelum engkau mati,
Seorang insan mengingat umurnya yang hanya sedetik."
Dan perkataan yang lebih baik dari itu adalah firman Allah SWT,
"Dan Allah telah menjadikanku selalu berbakti di manapun aku berada." (Maryam: 31).
Lalu ummu Ahmad melanjutkan ceritanya, Ada lagi jenazah seorang gadis yang berumur 17 tahun. Para wanita memandikannya dan kami melihat jasadnya berwarna putih lalu beberapa saat kemudian berubah menjadi hitam seperti kegelapan malam. Hanya Allah-lah yang mengetahui tentang keadaannya. Kami tidak sanggup bertanya kepada keluarganya, agar kami dapat menyembunyikan aib jenazah. Hanya Allah-lah yang Maha Tahu.
Kita bermohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan.
Wahai saudariku apakah dua kisah ini dapat engkau jadikan sebagai pelajaran? Apakah engkau akan mengikuti jejak orang shalih ataukah engkau menjadikan wanita-wanita fasik dan durhaka sebagai tauladan? Kematian bagaimanakah yang engkau pilih?
BAU KASTURI DARI JENAZAH WANITA SHOLEHAH
✿ BAU KASTURI DARI JENAZAH WANITA SHOLEHAH ✿
Ummu Ahmad ad-Du'aijy berkata ketika ia ditemui Majalah Yamamah tentang kematian seorang gadis berusia 20 tahun pada kecelakaan kendaraan. Beberapa saat sebelum meninggal, ia pernah ditanya oleh familinya "Bagaimana keadaanmu wahai fulanah.?" Ia menjawab, "Baik, alhamdulillah." Tetapi beberapa saat setelah itu ia meninggal dunia. Semoga Allah merahmatinya.
Mereka membawanya ke tempat memandikan mayat. Ketika kami meletakkan mayatnya di atas kayu pemandian untuk dimandikan, kami melihat wajahnya ceria dan tersimpul senyuman seakan-akan ia sedang tidur. Di tubuhnya tidak ada cacat, patah dan luka. Dan anehnya (sebagaimana yang dikatakan ummu Ahmad) ketika mereka hendak mengangkatnya untuk menyelesaikan mandinya, keluar benda berwarna putih yang memenuhi ruangan tersebut menjadi harum kasturi. Subhanallah! Benar ini adalah bau kasturi. Kami bertakbir dan berdzikir kepada Allah sehingga anakku yang merupakan sahabat si mayit menangis melihatnya.
Kemudian aku bertanya kepada bibi si mayit tentang keponakannya, bagaimana keadaannya semasa hidup? Ia menjawab, "Sejak mendekati usia baligh, ia tidak pernah meninggalkan sebuah kewajiban, tidak pernah melihat film, sinetron dan musik. Sejak usia tiga belas tahun, ia sudah mulai puasa senin-kamis dan ia pernah berniat secara sosial membantu memandikan mayat. Tetapi ia terlebih dahulu dimandikan sebelum ia memandikan orang lain. Para guru dan teman-temannya mengenang ketakwaannya, akhlaknya dan pergaulannya yang banyak berpengaruh terhadap teman-temannya baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal."
Aku katakan, "Benarlah perkataan syair,
Detak jantung seseorang berkata kepadanya,
bahwa kehidupan hanya beberapa menit dan detik saja.
Camkanlah itu dalam dirimu sebelum engkau mati,
Seorang insan mengingat umurnya yang hanya sedetik."
Dan perkataan yang lebih baik dari itu adalah firman Allah SWT,
"Dan Allah telah menjadikanku selalu berbakti di manapun aku berada." (Maryam: 31).
Lalu ummu Ahmad melanjutkan ceritanya, Ada lagi jenazah seorang gadis yang berumur 17 tahun. Para wanita memandikannya dan kami melihat jasadnya berwarna putih lalu beberapa saat kemudian berubah menjadi hitam seperti kegelapan malam. Hanya Allah-lah yang mengetahui tentang keadaannya. Kami tidak sanggup bertanya kepada keluarganya, agar kami dapat menyembunyikan aib jenazah. Hanya Allah-lah yang Maha Tahu.
Kita bermohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan.
Wahai saudariku apakah dua kisah ini dapat engkau jadikan sebagai pelajaran? Apakah engkau akan mengikuti jejak orang shalih ataukah engkau menjadikan wanita-wanita fasik dan durhaka sebagai tauladan? Kematian bagaimanakah yang engkau pilih?
Ummu Ahmad ad-Du'aijy berkata ketika ia ditemui Majalah Yamamah tentang kematian seorang gadis berusia 20 tahun pada kecelakaan kendaraan. Beberapa saat sebelum meninggal, ia pernah ditanya oleh familinya "Bagaimana keadaanmu wahai fulanah.?" Ia menjawab, "Baik, alhamdulillah." Tetapi beberapa saat setelah itu ia meninggal dunia. Semoga Allah merahmatinya.
Mereka membawanya ke tempat memandikan mayat. Ketika kami meletakkan mayatnya di atas kayu pemandian untuk dimandikan, kami melihat wajahnya ceria dan tersimpul senyuman seakan-akan ia sedang tidur. Di tubuhnya tidak ada cacat, patah dan luka. Dan anehnya (sebagaimana yang dikatakan ummu Ahmad) ketika mereka hendak mengangkatnya untuk menyelesaikan mandinya, keluar benda berwarna putih yang memenuhi ruangan tersebut menjadi harum kasturi. Subhanallah! Benar ini adalah bau kasturi. Kami bertakbir dan berdzikir kepada Allah sehingga anakku yang merupakan sahabat si mayit menangis melihatnya.
Kemudian aku bertanya kepada bibi si mayit tentang keponakannya, bagaimana keadaannya semasa hidup? Ia menjawab, "Sejak mendekati usia baligh, ia tidak pernah meninggalkan sebuah kewajiban, tidak pernah melihat film, sinetron dan musik. Sejak usia tiga belas tahun, ia sudah mulai puasa senin-kamis dan ia pernah berniat secara sosial membantu memandikan mayat. Tetapi ia terlebih dahulu dimandikan sebelum ia memandikan orang lain. Para guru dan teman-temannya mengenang ketakwaannya, akhlaknya dan pergaulannya yang banyak berpengaruh terhadap teman-temannya baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal."
Aku katakan, "Benarlah perkataan syair,
Detak jantung seseorang berkata kepadanya,
bahwa kehidupan hanya beberapa menit dan detik saja.
Camkanlah itu dalam dirimu sebelum engkau mati,
Seorang insan mengingat umurnya yang hanya sedetik."
Dan perkataan yang lebih baik dari itu adalah firman Allah SWT,
"Dan Allah telah menjadikanku selalu berbakti di manapun aku berada." (Maryam: 31).
Lalu ummu Ahmad melanjutkan ceritanya, Ada lagi jenazah seorang gadis yang berumur 17 tahun. Para wanita memandikannya dan kami melihat jasadnya berwarna putih lalu beberapa saat kemudian berubah menjadi hitam seperti kegelapan malam. Hanya Allah-lah yang mengetahui tentang keadaannya. Kami tidak sanggup bertanya kepada keluarganya, agar kami dapat menyembunyikan aib jenazah. Hanya Allah-lah yang Maha Tahu.
Kita bermohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan.
Wahai saudariku apakah dua kisah ini dapat engkau jadikan sebagai pelajaran? Apakah engkau akan mengikuti jejak orang shalih ataukah engkau menjadikan wanita-wanita fasik dan durhaka sebagai tauladan? Kematian bagaimanakah yang engkau pilih?
Kamis, 22 September 2011
Don’t ask how many fruits you can pick, but ask how many seed you can spread
Don’t ask how many fruits you can pick, but ask how many seed you can spread
(Jangan tanyakan berapa banyak buah yang dapat kamu petik, tapi tanyakanlah berapa biji yang dapat kamu tanam.)
‘Sebaik baik kamu adalah yang lebih banyak memberikan manfaat kepada sesama manusia.’ (Al-Hadist)
(Jangan tanyakan berapa banyak buah yang dapat kamu petik, tapi tanyakanlah berapa biji yang dapat kamu tanam.)
‘Sebaik baik kamu adalah yang lebih banyak memberikan manfaat kepada sesama manusia.’ (Al-Hadist)
Di dunia ini dipenuhi dengan ketergantungan, sebab kuasa Allah pada semesta. Ada yang lemah ada yang kuat, ada yang kecil ada yang besar. Yang lemah bergantung pada yang kuat, tapi yang kuat pun bergantung pada yang lemah. Sama halnya dengan hal yang besar, yang besar bergantung pada yang kecil dan sebaliknya. Banyak sekali contohnya, seperti tidak akan ada murid kalau tidak ada guru, dan sebaliknya, tidak akan ada guru kalau tidak ada murid.
Semua makhluk di dunia ini diberikan peran oleh Allah sesuai dengan kedudukannya. Semua bisa memberikan manfaat pada yang lain, yang dalam ilmu biologi disebut simbiosis mutualisma. Tanpa memandang derajat, semua bisa berbuat kebaikan untuk yang lain. Demikian juga dalam kehidupan kita manusia. Sebagai manusia, dulu kita berawal dari tidak ada, lalu lahir sebagai bayi, kemudian menjadi anak anak, meningkat lagi menjadi remaja, dewasa dan menjadi tua kemudian tiada. Sebagai bayi kita bergantung pada bapak dan ibu kita, tetapi setelah baligh ketergantungan itu harus segera kita akhiri. Jangan berharap terus kita akan mendapat kebaikan kebaikan dari orang lain sebagaimana kita bayi dulu, tapi berpikirlah untuk menanyakan berapa banyak kebaikan kita yang akan dan telah kita tanam, kita berikan kepada orang lain.
Secara logika masih sangat wajar, jika yang lemah bergantung terus pada yang kuat. Demikian juga kita, karena masih merasa muda punya prinsip tergantung terus pada kedua orang tua. Belum berpikir untuk berbuat yang baik. Itu wajar, tapi kapankah kita mulai menanam kebaikan pada yang lain. Sebagai anak bisa kita mulai dengan toat kepada orang tua. Nurut dan menyadari akan kemampuan kedua orang tuanya. Belajar yang tertib, ngaji yang rajin dan membantu sebisa mungkin tugas orang tua. Sekolah yang rajin, tugas tugas dikerjakan dan bergaul dengan teman teman yang baik . Karena kita belum bisa, maka kita tidak malu untuk belajar, menjadi murid. Tidak malu bertanya karena saatnya nanti kita akan mengajar, menjadi guru. Karena kita masih muda, kita menghormat pada yang tua. Dan masih banyak lagi yang bisa kita perbuat sebagai amal kebaikan kita pada yang lain. Caranya dengan mengetahui dan mempelajari akan hak hak dan kewajiban kita. Tanamkanlah kebaikan sebanyak banyaknya, sekecil apapun amal kebaikan itu, seperti membuang duri di jalan, menyingkirkan kotoran dll. Ingatlah cerita tukanq sapu masjidnya Rosul. Dibandingkan dengan sahabat sahabat yang lain, yang ahli perang, ahli ilmu, sepertinya tukang sapu itu tak berharga. Sampai sampai ketika matipun Rasul tidak diberitahunya. Tetapi apa kemudian, begitu Rasulullah tidak menjumpainya, Rasul menanyakannya, dan setelah diberi tahu tentang kematiannya, Rasulpun menanyakan kuburannya dan sholat di sampingnya. Begitu berharganya sebuah kebaikan yang dikerjakan sesuai dengan kemampuannya.
‘Allah tidak memaksa kepada diri seseorang kecuali apa apa yang kuat baginya.’ (Q.S. Al Baqoroh: 282 )
Semua makhluk di dunia ini diberikan peran oleh Allah sesuai dengan kedudukannya. Semua bisa memberikan manfaat pada yang lain, yang dalam ilmu biologi disebut simbiosis mutualisma. Tanpa memandang derajat, semua bisa berbuat kebaikan untuk yang lain. Demikian juga dalam kehidupan kita manusia. Sebagai manusia, dulu kita berawal dari tidak ada, lalu lahir sebagai bayi, kemudian menjadi anak anak, meningkat lagi menjadi remaja, dewasa dan menjadi tua kemudian tiada. Sebagai bayi kita bergantung pada bapak dan ibu kita, tetapi setelah baligh ketergantungan itu harus segera kita akhiri. Jangan berharap terus kita akan mendapat kebaikan kebaikan dari orang lain sebagaimana kita bayi dulu, tapi berpikirlah untuk menanyakan berapa banyak kebaikan kita yang akan dan telah kita tanam, kita berikan kepada orang lain.
Secara logika masih sangat wajar, jika yang lemah bergantung terus pada yang kuat. Demikian juga kita, karena masih merasa muda punya prinsip tergantung terus pada kedua orang tua. Belum berpikir untuk berbuat yang baik. Itu wajar, tapi kapankah kita mulai menanam kebaikan pada yang lain. Sebagai anak bisa kita mulai dengan toat kepada orang tua. Nurut dan menyadari akan kemampuan kedua orang tuanya. Belajar yang tertib, ngaji yang rajin dan membantu sebisa mungkin tugas orang tua. Sekolah yang rajin, tugas tugas dikerjakan dan bergaul dengan teman teman yang baik . Karena kita belum bisa, maka kita tidak malu untuk belajar, menjadi murid. Tidak malu bertanya karena saatnya nanti kita akan mengajar, menjadi guru. Karena kita masih muda, kita menghormat pada yang tua. Dan masih banyak lagi yang bisa kita perbuat sebagai amal kebaikan kita pada yang lain. Caranya dengan mengetahui dan mempelajari akan hak hak dan kewajiban kita. Tanamkanlah kebaikan sebanyak banyaknya, sekecil apapun amal kebaikan itu, seperti membuang duri di jalan, menyingkirkan kotoran dll. Ingatlah cerita tukanq sapu masjidnya Rosul. Dibandingkan dengan sahabat sahabat yang lain, yang ahli perang, ahli ilmu, sepertinya tukang sapu itu tak berharga. Sampai sampai ketika matipun Rasul tidak diberitahunya. Tetapi apa kemudian, begitu Rasulullah tidak menjumpainya, Rasul menanyakannya, dan setelah diberi tahu tentang kematiannya, Rasulpun menanyakan kuburannya dan sholat di sampingnya. Begitu berharganya sebuah kebaikan yang dikerjakan sesuai dengan kemampuannya.
‘Allah tidak memaksa kepada diri seseorang kecuali apa apa yang kuat baginya.’ (Q.S. Al Baqoroh: 282 )
Rabu, 21 September 2011
JATUH CINTA
Jatuh Cinta
Setiap orang pernah mengalami apa yang disebut jatuh cinta. Umumnya, jatuh cinta itu terjadi pada lawan jenis. Berjuta rasanya. Tak ada satupun kata-kata yang bisa mewakili perasaan orang jatuh cinta. Sebutlah misalnya kata senang, gembira, bahagia, bergetar, berdebar, takut kehilangan, cemburu, ingin selalu bersama, semua terlihat indah dan menyenangkan, tetap saja tidak bisa mewakili seluruh nuansa yang namanya jatuh cinta. Biasanya yang lama diingat orang melalui jatuh cinta adalah kejadian-kejadian yang mengesankan, walau bersifat sederhana. Memegang tangan pasangan saja misalnya bisa membuat jantung berdebar. Melihat matanya yang dibalut senyum bisa membuat terkenang-kenang selamanya. Kata-kata pertama yang meluncur ketika menyatakan cinta kepada lawan jenis, bisa menjadi satu rangkaian kalimat yang terdengar di telinga setiap hari.
Inilah rangkaian peristiwa yang membuat jatuh cinta diidentikkan dengan perasaan (feeling). Banyak sudah lagu, film, sinetron, novel, syair, legenda, puisi yang lahir dari sumber cinta sebagai perasaan. Ceritanya tak akan ada habisnya. Coba perhatikan pengalaman jatuh cinta kita masing-masing. Ada kekuatan maha dahsyat yang ada di dalam diri, yang membuat badan, jiwa dan pikiran ini demikian perkasanya. Seolah-olah disuruh memindahkan gunung pun rasanya bisa. Disuruh mengecat langit pun mampu. Tak ada yang tak mungkin. Tak ada yang muskil.
Kekuatan cinta memang luar biasa. Tengoklah sejarah tentara Inggris yang demikian perkasa harus pergi dari India karena kekuatan cinta Mahatma Gandhi beserta pejuang lainnya. Negeri ini dideklarasikan secara amat gagah berani melalui cinta duet Sukarno-Hatta. Sulit membayangkan bagaimana seorang Jenderal besar Sudirman bisa memimpin pasukan melawan Belanda dengan badan yang sakit-sakitan, kalau tanpa modal cinta yang mengagumkan. Banyak usahawan yang berhasil menggunakan tenaga maha besar ini untuk menekuni seluruh pekerjaannya. Ibu yang mencintai keluarganya mengabdikan seluruh tenaganya untuk mencintai anak dan suaminya. Pekerja yang menyadari kekuatan ini menggunakannya untuk bekerja mencari harta di jalan-jalan halal, jalan cinta. Banyak orang yang dijemput keajaiban karena kemampuan untuk membangkitkan tenaga maha dahsyat ini. Maka tak heran pengarang buku The Path To Love, Deepak Chopra, menyebut bahwa jatuh cinta adalah sebuah kejadian spiritual. Ia tidak semata-mata bertemunya dua hati yang cocok kemudian menghasilkan jantung yang berdebar-debar. Ia adalah tanda-tanda hadirnya sebuah kekuatan yang dahsyat. Persoalannya kemudian, untuk apa kekuatan dahsyat tadi digunakan.
Bermula dari pemahaman seperti inilah, maka saya terhenti pada salah satu sabda Rasulullah SAW yang begitu mendalam. Inspiratif, sehubungan dengan masalah jatuh cinta ini. Dari Anas ra., dari Nabi SAW beliau bersabda, “Ada tiga perkara barangsiapa tiga hal itu ada pada dirinya, maka ia menjumpai manisnya iman, yaitu jika Allah dan RasulNya lebih dicintainya ketimbang selain keduanya, dan jika cinta kepada seseorang, dimana tidak mencintainya kecuali karena Allah dan jika benci kembali kepada kekafiran sebagaimana benci apabila dilempar ke dalam api neraka.” (Rowahu al-Bukhary Juz I Bab Halawatul Iman)
Rupanya Rasulullah SAW sudah jauh – jauh hari memberikan wejangan yang luhur, menyebutkan secara tersirat penggunaan kekuatan cinta dalam beribadah. Bahwa apa yang seseorang alami berupa jatuh cinta bukan melulu masalah dunia saja. Tetapi di dalam masalah agama juga bisa terjadi hal serupa. Kalau seseorang bisa jatuh cinta kepada lawan jenisnya dan memperoleh kekuatan maha dahsyat sehingga bisa melampaui segala rintangan dan cobaan sehingga tercapai tujuan, maka demikian juga dalam hal beroleh keimanan ini. Lihatlah Perang Badar, 313 orang iman bisa mengalahkan 1000 orang kafir yang bersenjata lengkap. Ini adalah bukti kekuatan cinta orang iman, ketika mereka sudah jatuh cinta di jalan Allah dan RasulNya. Hidup dipenuhi kemuliaan. Hidup penuh dengan kesadaran untuk menjalankan setiap perintah dengan sami’na wa atho’na. Mati bukanlah hal yang menakutkan, justru dengannya terbentang jalan lebar cinta untuk menemui Sang Kekasih yang sebenarnya; Allah SWT. Jika mereka kembali, maka kembali dengan penuh kesyukuran dan kepasrahan yang mendalam. Merenda kasihNya dengan cara menjalankan semua perintah dan menjauhi laranganNya. Selalu bangun, bersimpuh di 1/3 malam yang akhir. Semua berakar karena cinta dan diliputi kerinduan yang sangat, sehingga berulang dan mendalam. Dalam beribadah jalan cinta merupakan lorong terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apalagi jika sudah benar – benar jatuh cinta.
Pendekatan jatuh cinta dalam beribadah memang luar biasa. Namun tidak gampang untuk bisa jatuh cinta dalam beribadah. Perlu perjuangan tersendiri. Mulai sekarang sadarilah bahwa jatuh cinta bukan sekedar masalah perasaan saja, temukan dan bangunlah jatuh cinta sebagai kekuatan spiritual. Jatuh cinta bisa digunakan sebagai sarana bagi orang yang berjalan menekuni lorong – lorong keimanannya untuk menemukan manisnya iman. Dan ada tiga jalan cinta yang saling menguatkan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas; cinta Allah – Rasul, cinta kepada seseorang karena Allah dan benci kembali pada kekafiran. Jatuh cinta sebagai kejadian spiritual, yang dituju adalah bergabungnya diri kita dengan Yang Maha Kuasa. Ketika kita menemukannya, kata manapun tidak bisa mewakilinya. Yang ada hanya : ahhhhh…subhanallah…sempurna!
Dari Zaid bin Tsabit r.a., dia mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang menjadikan dunia sebagai niatnya, Allah akan menjadikan kefakiran di depan matanya dan Allah akan cerai – beraikan kebutuhannya. Dan dunia tidak akan datang kepadanya, kecuali yang telah ditetapkan baginya. Dan barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya, Allah akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya, Allah akan mencukupi kebutuhannya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk.” (Rowahu Ibnu Majah)
Oleh karena itu, mari kita jatuh cinta. Serupa dengan pengalaman jatuh cinta ketika kita masih muda, di mana semua unsur badan dan jiwa ini demikian kuat dan perkasanya, demikian juga dengan jatuh cinta sebagai kejadian spiritual. Dari sinilah sang Khalik kemudian menarik kita tinggi-tinggi ke rangkaian realita yang oleh pikiran biasa disebut luar biasa. Ia mendamaikan, menggembirakan, mencerahkan, mengagumkan dan menakjubkan. Nah, sesuai dengan maksud di awal tulisan ini, yaitu untuk mawas diri, sebenarnya sudahkah kita jatuh cinta secara spiritual ini, setelah sekian lama menyebut diri orang iman? Jika belum, mari kembangkan diri lebih baik lagi, bukan target dan pencapaian – pencapaian tahunan yang kita cari, tetapi kematangan diri dalam persiapan kembali ke surgawi. Dan jalan – jalan cinta sudah menunggu, dengan sabarnya mereka menanti, kapan kita jatuh cinta di jalan Allah dan RasulNya ini.
Setiap orang pernah mengalami apa yang disebut jatuh cinta. Umumnya, jatuh cinta itu terjadi pada lawan jenis. Berjuta rasanya. Tak ada satupun kata-kata yang bisa mewakili perasaan orang jatuh cinta. Sebutlah misalnya kata senang, gembira, bahagia, bergetar, berdebar, takut kehilangan, cemburu, ingin selalu bersama, semua terlihat indah dan menyenangkan, tetap saja tidak bisa mewakili seluruh nuansa yang namanya jatuh cinta. Biasanya yang lama diingat orang melalui jatuh cinta adalah kejadian-kejadian yang mengesankan, walau bersifat sederhana. Memegang tangan pasangan saja misalnya bisa membuat jantung berdebar. Melihat matanya yang dibalut senyum bisa membuat terkenang-kenang selamanya. Kata-kata pertama yang meluncur ketika menyatakan cinta kepada lawan jenis, bisa menjadi satu rangkaian kalimat yang terdengar di telinga setiap hari.
Inilah rangkaian peristiwa yang membuat jatuh cinta diidentikkan dengan perasaan (feeling). Banyak sudah lagu, film, sinetron, novel, syair, legenda, puisi yang lahir dari sumber cinta sebagai perasaan. Ceritanya tak akan ada habisnya. Coba perhatikan pengalaman jatuh cinta kita masing-masing. Ada kekuatan maha dahsyat yang ada di dalam diri, yang membuat badan, jiwa dan pikiran ini demikian perkasanya. Seolah-olah disuruh memindahkan gunung pun rasanya bisa. Disuruh mengecat langit pun mampu. Tak ada yang tak mungkin. Tak ada yang muskil.
Kekuatan cinta memang luar biasa. Tengoklah sejarah tentara Inggris yang demikian perkasa harus pergi dari India karena kekuatan cinta Mahatma Gandhi beserta pejuang lainnya. Negeri ini dideklarasikan secara amat gagah berani melalui cinta duet Sukarno-Hatta. Sulit membayangkan bagaimana seorang Jenderal besar Sudirman bisa memimpin pasukan melawan Belanda dengan badan yang sakit-sakitan, kalau tanpa modal cinta yang mengagumkan. Banyak usahawan yang berhasil menggunakan tenaga maha besar ini untuk menekuni seluruh pekerjaannya. Ibu yang mencintai keluarganya mengabdikan seluruh tenaganya untuk mencintai anak dan suaminya. Pekerja yang menyadari kekuatan ini menggunakannya untuk bekerja mencari harta di jalan-jalan halal, jalan cinta. Banyak orang yang dijemput keajaiban karena kemampuan untuk membangkitkan tenaga maha dahsyat ini. Maka tak heran pengarang buku The Path To Love, Deepak Chopra, menyebut bahwa jatuh cinta adalah sebuah kejadian spiritual. Ia tidak semata-mata bertemunya dua hati yang cocok kemudian menghasilkan jantung yang berdebar-debar. Ia adalah tanda-tanda hadirnya sebuah kekuatan yang dahsyat. Persoalannya kemudian, untuk apa kekuatan dahsyat tadi digunakan.
Bermula dari pemahaman seperti inilah, maka saya terhenti pada salah satu sabda Rasulullah SAW yang begitu mendalam. Inspiratif, sehubungan dengan masalah jatuh cinta ini. Dari Anas ra., dari Nabi SAW beliau bersabda, “Ada tiga perkara barangsiapa tiga hal itu ada pada dirinya, maka ia menjumpai manisnya iman, yaitu jika Allah dan RasulNya lebih dicintainya ketimbang selain keduanya, dan jika cinta kepada seseorang, dimana tidak mencintainya kecuali karena Allah dan jika benci kembali kepada kekafiran sebagaimana benci apabila dilempar ke dalam api neraka.” (Rowahu al-Bukhary Juz I Bab Halawatul Iman)
Rupanya Rasulullah SAW sudah jauh – jauh hari memberikan wejangan yang luhur, menyebutkan secara tersirat penggunaan kekuatan cinta dalam beribadah. Bahwa apa yang seseorang alami berupa jatuh cinta bukan melulu masalah dunia saja. Tetapi di dalam masalah agama juga bisa terjadi hal serupa. Kalau seseorang bisa jatuh cinta kepada lawan jenisnya dan memperoleh kekuatan maha dahsyat sehingga bisa melampaui segala rintangan dan cobaan sehingga tercapai tujuan, maka demikian juga dalam hal beroleh keimanan ini. Lihatlah Perang Badar, 313 orang iman bisa mengalahkan 1000 orang kafir yang bersenjata lengkap. Ini adalah bukti kekuatan cinta orang iman, ketika mereka sudah jatuh cinta di jalan Allah dan RasulNya. Hidup dipenuhi kemuliaan. Hidup penuh dengan kesadaran untuk menjalankan setiap perintah dengan sami’na wa atho’na. Mati bukanlah hal yang menakutkan, justru dengannya terbentang jalan lebar cinta untuk menemui Sang Kekasih yang sebenarnya; Allah SWT. Jika mereka kembali, maka kembali dengan penuh kesyukuran dan kepasrahan yang mendalam. Merenda kasihNya dengan cara menjalankan semua perintah dan menjauhi laranganNya. Selalu bangun, bersimpuh di 1/3 malam yang akhir. Semua berakar karena cinta dan diliputi kerinduan yang sangat, sehingga berulang dan mendalam. Dalam beribadah jalan cinta merupakan lorong terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apalagi jika sudah benar – benar jatuh cinta.
Pendekatan jatuh cinta dalam beribadah memang luar biasa. Namun tidak gampang untuk bisa jatuh cinta dalam beribadah. Perlu perjuangan tersendiri. Mulai sekarang sadarilah bahwa jatuh cinta bukan sekedar masalah perasaan saja, temukan dan bangunlah jatuh cinta sebagai kekuatan spiritual. Jatuh cinta bisa digunakan sebagai sarana bagi orang yang berjalan menekuni lorong – lorong keimanannya untuk menemukan manisnya iman. Dan ada tiga jalan cinta yang saling menguatkan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas; cinta Allah – Rasul, cinta kepada seseorang karena Allah dan benci kembali pada kekafiran. Jatuh cinta sebagai kejadian spiritual, yang dituju adalah bergabungnya diri kita dengan Yang Maha Kuasa. Ketika kita menemukannya, kata manapun tidak bisa mewakilinya. Yang ada hanya : ahhhhh…subhanallah…sempurna!
Dari Zaid bin Tsabit r.a., dia mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang menjadikan dunia sebagai niatnya, Allah akan menjadikan kefakiran di depan matanya dan Allah akan cerai – beraikan kebutuhannya. Dan dunia tidak akan datang kepadanya, kecuali yang telah ditetapkan baginya. Dan barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya, Allah akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya, Allah akan mencukupi kebutuhannya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk.” (Rowahu Ibnu Majah)
Oleh karena itu, mari kita jatuh cinta. Serupa dengan pengalaman jatuh cinta ketika kita masih muda, di mana semua unsur badan dan jiwa ini demikian kuat dan perkasanya, demikian juga dengan jatuh cinta sebagai kejadian spiritual. Dari sinilah sang Khalik kemudian menarik kita tinggi-tinggi ke rangkaian realita yang oleh pikiran biasa disebut luar biasa. Ia mendamaikan, menggembirakan, mencerahkan, mengagumkan dan menakjubkan. Nah, sesuai dengan maksud di awal tulisan ini, yaitu untuk mawas diri, sebenarnya sudahkah kita jatuh cinta secara spiritual ini, setelah sekian lama menyebut diri orang iman? Jika belum, mari kembangkan diri lebih baik lagi, bukan target dan pencapaian – pencapaian tahunan yang kita cari, tetapi kematangan diri dalam persiapan kembali ke surgawi. Dan jalan – jalan cinta sudah menunggu, dengan sabarnya mereka menanti, kapan kita jatuh cinta di jalan Allah dan RasulNya ini.
Mati Bukanlah Akhir Cerita Kehidupan
Mati Bukanlah Akhir Cerita Kehidupan
Cerdasnya orang yang beriman adalah, dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sebentar untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup. Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati.
Karena mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan. Maka dari itu, kita selalu menjaga sunnah Nabi setiap hari.sunnah-sunnah Nabi SAW itu adalah:
Pertama, tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.
Kedua, membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.
Ketiga, jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.
Keempat, jaga shalat dhuha, karena kunci rezeki terletak pada shalat dhuha.
Kelima, jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersodakoh, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersodakoh setiap hari.
Keenam, jaga wudhu terus menerus, karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah”.
Ketujuh, amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.
Dzikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berdzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya.
Cerdasnya orang yang beriman adalah, dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sebentar untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup. Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati.
Karena mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan. Maka dari itu, kita selalu menjaga sunnah Nabi setiap hari.sunnah-sunnah Nabi SAW itu adalah:
Pertama, tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.
Kedua, membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.
Ketiga, jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.
Keempat, jaga shalat dhuha, karena kunci rezeki terletak pada shalat dhuha.
Kelima, jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersodakoh, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersodakoh setiap hari.
Keenam, jaga wudhu terus menerus, karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah”.
Ketujuh, amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.
Dzikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berdzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya.
Wow! Kencing 'Berdiri' Efektif Cegah Kanker
Kanker serviks adalah musuh utama kaum perempuan. Karenanya berbagai upaya pencegahan dilakukan di antaranya melalui sebuah metode 'standing pee'. Benarkah?
Sejauh ini, oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendeteksi awal adanya penyakit kanker serviks bisa dilakukan dengan dua cara, yakni pap smear dan vaksin. Ternyata, ada cara lain dan sedikit unik yang bisa mencegah timbulnya kanker serviks, yaitu standing pee atau kencing berdiri.
Menurut pakar kesehatan, dr Ananto Sidohutomo MARS menyebutkan pilihan kencing berdiri ini tidak hanya berguna mencegah kanker. Tapi juga memungkinkan setiap wanita mendapat prasarana membuang air kecil secara higienis, nyaman, dan meminimalkan penggunaan sanitasi dan air yang banyak ditemukan bakteri, jamur, parasit, dan virus.
"Pencegahan bisa dilakukan dari sisi apa saja. Untuk mencegah dan mengantisipasi kanker serviks, ada kartu skor deteksi dini kanker serviks, ada pap-smear, ada vaksinasi HPV, ada valeri, dan 'standing pee' ,"kata Ananto.
Posisi kencing, kata dr Ananto, mempengaruhi aliran rembesan urin ke vagina. Menurut dr. Ananto, urin bukan cairan yang bersih. Urin termasuk sisa metabolisme tubuh yang membuang zat-zat tidak berguna di tubuh.
Bila sisa urin mengendap di vagina maka akan menganggu kebersihannya.
"Ingat, faktor tidak bersih juga memicu munculnya kanker serviks. Sedangkan dengan posisi berdiri, urin akan memancar keluar dari lubang uretra tanpa mengendap di bagian vagina," ungkap dr. Ananto
Sejauh ini, oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendeteksi awal adanya penyakit kanker serviks bisa dilakukan dengan dua cara, yakni pap smear dan vaksin. Ternyata, ada cara lain dan sedikit unik yang bisa mencegah timbulnya kanker serviks, yaitu standing pee atau kencing berdiri.
Menurut pakar kesehatan, dr Ananto Sidohutomo MARS menyebutkan pilihan kencing berdiri ini tidak hanya berguna mencegah kanker. Tapi juga memungkinkan setiap wanita mendapat prasarana membuang air kecil secara higienis, nyaman, dan meminimalkan penggunaan sanitasi dan air yang banyak ditemukan bakteri, jamur, parasit, dan virus.
"Pencegahan bisa dilakukan dari sisi apa saja. Untuk mencegah dan mengantisipasi kanker serviks, ada kartu skor deteksi dini kanker serviks, ada pap-smear, ada vaksinasi HPV, ada valeri, dan 'standing pee' ,"kata Ananto.
Posisi kencing, kata dr Ananto, mempengaruhi aliran rembesan urin ke vagina. Menurut dr. Ananto, urin bukan cairan yang bersih. Urin termasuk sisa metabolisme tubuh yang membuang zat-zat tidak berguna di tubuh.
Bila sisa urin mengendap di vagina maka akan menganggu kebersihannya.
"Ingat, faktor tidak bersih juga memicu munculnya kanker serviks. Sedangkan dengan posisi berdiri, urin akan memancar keluar dari lubang uretra tanpa mengendap di bagian vagina," ungkap dr. Ananto
Langganan:
Postingan (Atom)